Selasa, 15 Desember 2009

Sekilas Kisah Perjalanan Hidup Kenshusei Mukaishima

MUKHAISHIMA adalah sebuah nama perkampungan didaerah hiroshima,japan.didalam perkampungan tersebut tinggalah segelintir pemuda indonesia,alhamdullilah mereka semua pemuda MUSLIM yang berusia berkisar antara 20-21 tahun,mereka bekerja disebuah perusahan yang memproduksi blok untuk pembuatan kapal(KOUSHIN_SANGYOU).

Sekelumit penulis ingin mengungkapkan rasa syukur kepada ALLAH SWT yang teramat dalam sekaligus ungkapan rasa simpatik untuk mereka yang selama ini terpendam.Seperti halnya musim-musim dingin biasanya,MUKAISHIMA pun bersuhu sekitar 2-5 drajat pada pagi harinya dan rasa dingin pun terasa menusuk sampai ketulang,Meskipun demikian tidak kurang dari 11 pemuda hampir setiap pagi mereka bangun pada waktu subuh untuk sholat berjamaah walaupun terkadang tidak,karena mereka semua bangun kesiangan,mungkin dikarenakan kelelahan setelah bekerja sampai larut malam namun InsyaAllah merekapun tetep melaksanakannya dikamar masing-masing.Tempat yang biasa mereka gunakan untuk sholat berjamaah adalah disalah satu kamar diantara mereka yang berukuran kurang lebih 3x3 m,namun dalam kamar tersebut masih terdapat 2tempat tidur bersusun 1 buah kulkas dan 2buah lemari pakaian,jadi kamar tersebut teramat sempit untuk 11jama`ah sehingga sang imam pun harus berada diluar kamar,tepatnya didepan pintu pas untuk melakukan sholat jamaah tersebut,namun hal yang demikian tidak menyurutkan semangat dan tekad mereka untuk menjalankan perintah ALLAH SWT.Setelah sholat subuh selesai,sang imam pun masuk kamar agar tidak kedinginan lalu membacakan beberapa lembar RIYADHUSH SHALIHIN,seusai dibacakan para jamah pun pulang kembali ke kamar masing-masing.

Demikian sekilas kisah yang InsyaAllah bisa menjadikan kita untuk tetap teguh
dalam keImanan Dan KeTaqwaan kepada Allah SWT kapanpun dan dimanapun kita berada,amin.. Tidak ada maksud lain dari penulis selain hanya sekedar ungkapan Syukur Kepada Allah SWT dan rasa simpatik kepada mereka Dan semoga bermanfaat untuk kita semua,amin... amin.. Ya Robbal Alamin

"Untuk Kawan Semua": Subhanallah.. puji syukur pada_Mu Ya Allah yang mempertemukan kami semua dalam keadaan IMAN,mungkin hal seperti ini masih terasa biasa pada kita karena kita masih berada disini,namun kita harus yakin suatu saat,entah itu kapan hal seperti ini pasti akan kita rindukan,ketika kita sudah berada ditengah-tengah keluarga atau masyarakat masing-masing."Dari hati yang paling dalam kita ucapkan kita bangga punya teman seperti kalian semua karena kita sadari kita tak akan mampu menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dengan sendirian..
Trus semangat untuk selalu mendekatkan diri kepada_NYA,mendapatkan Ridho dan Ampunan_NYA,karena hanya dengan berbekal IMAN DAN TAQWA inilah yang akan menyelamatkan kita didunia dan Akherat,amin...

Ya Rohman.. Ya Rohiim,segala puji bagi_MU Ya Allah..
Ampunilah Dosa-Dosa kami Dosa kedua orang tua kami
Dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyangi
kami sewaktu kami kecil,
Ya Kariim.. Ya Allah Yang Maha membolak balikan hati kami,
tetapkanlah hati kami selalu dalam keimanan,
Ya Latiif.. lembutkanlah hati ini agar mudah
menerima kebenaran..
Ya muhaimin.. jadikanlah kami hamba-hamba yang
sabar dalam segala urusan dan matikan kami
dalam keadaan muslim..
Ya Ghofar.. Janganlah Hukum kami jika kami lupa
atau melakukan kesalahan Ya ALLAH janganlah Engkau
bebani kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau Bebankan kepada orang-orang sebelum kami
Ya Allah janganlah Engkau pikulkan kepada kami
Apa yang tak sangup kami memikulnya..
Maafkanlah kami,ampuni kami dan rahmatilah kami..
Engkaulah pelindung kami,Maka tolonglah kami
menghadapi orang-orang kafir..
amin Ya robbal Alamin...

mukaishimacho,onomichi-shi,hiroshima-ken,nihon
15-12-2009... (Hamba Allah)

Senin, 23 November 2009

Kiat Kiat Menuju Pernikahan

Sungguh indah ikatan suci antara dua orang insan yang pasrah untuk saling berjanji setia menemani mengayuh biduk mengarungi lautan kehidupan. Dari ikatan suci ini dibangun keluarga bahagia, yang dipimpin oleh seorang suami yang shalih dan dimotori oleh seorang istri yang shalihah. Mereka mengerti hak-hak dan kewajiban mereka terhadap pasangannya, dan mereka pun memahami hak dan kewajiban mereka kepada Allah Ta’ala. Kemudian lahir dari mereka berdua anak-anak yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Cinta dan kasih sayang pun tumbuh subur di dalamnya. Rahmat dan berkah Allah pun terlimpah kepada mereka. Inilah keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, samara kata orang. Inilah model keluarga yang diidamkan oleh setiap muslim tentunya.

Tidak diragukan lagi, bahwa untuk menggapai taraf keluarga yang demikian setiap orang harus melewati sebuah pintu, yaitu pernikahan. Dan usaha untuk meraih keluarga yang samara ini hendaknya sudah dimulai saat merencanakan pernikahan. Pada tulisan singkat ini akan sedikit dibahas beberapa kiat menuju pernikahan Islam yang diharapkan menjadi awal dari sebuah keluarga yang samara.

Berbenah Diri Untuk Mendapatkan Yang Terbaik

Penulis ingin membicarakan 2 jenis manusia ketika ditanya: “Anda ingin menikah dengan orang shalih/shalihah atau tidak?”. Manusia jenis pertama menjawab “Ya, tentu saja saya ingin”, dan inilah muslim yang masih bersih fitrahnya. Ia tentu mendambakan seorang suami atau istri yang taat kepada Allah, ia mendirikan shalat ia menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ia menginginkan sosok yang shalih atau shalihah. Maka, jika orang termasuk manusia pertama ini agar ia mendapatkan pasangan yang shalih atau shalihah, maka ia harus berusaha menjadi orang yang shalih atau shalihah pula. Allah Azza Wa Jalla berfirman yang artinya:
“Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula” [QS. An Nur: 26].
Yaitu dengan berbenah diri, berusaha untuk bertaubat dan meninggalkan segala kemaksiatan yang dilakukannya kemudian menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Sedangkan manusia jenis kedua menjawab: “Ah saya sih ndak mau yang alim-alim” atau semacam itu. Inilah seorang muslim yang telah keluar dari fitrahnya yang bersih, karena sudah terlalu dalam berkubang dalam kemaksiatan sehingga ia melupakan Allah Ta’ala, melupakan kepastian akan datangnya hari akhir, melupakan kerasnya siksa neraka. Yang ada di benaknya hanya kebahagiaan dunia semata dan enggan menggapai kebahagiaan akhirat. Kita khawatir orang-orang semacam inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai orang yang enggan masuk surga. Lho, masuk surga koq tidak mau?
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Setiap ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan”. Para sahabat bertanya: ‘Siapakah yang enggan itu wahai Rasulullah?’. Beliau bersabda: “Yang taat kepadaku akan masuk surga dan yang ingkar terhadapku maka ia enggan masuk surga” [HR. Bukhari]


Seorang istri atau suami adalah teman sejati dalam hidup dalam waktu yang sangat lama bahkan mungkin seumur hidupnya. Musibah apa yang lebih besar daripada seorang insan yang seumur hidup ditemani oleh orang yang gemar mendurhakai Allah dan Rasul-Nya? Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Keadaan agama seorang insan tergantung pada keadaan agama teman dekatnya. Maka sudah sepatutnya kalian memperhatikan dengan siapa kalian berteman dekat” [HR. Ahmad, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani]

Bekali Diri Dengan Ilmu

Ilmu adalah bekal penting bagi seseorang yang ingin sukses dalam pernikahannya dan ingin membangun keluarga Islami yang samara. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu agama tentunya. Secara umum, seseorang perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu agama, minimal ilmu-ilmu agama yang wajib bagi setiap muslim. Seperti ilmu tentang aqidah yang benar, tentang tauhid, ilmu tentang syirik, tentang wudhu, tentang shalat, tentang puasa, dan ilmu yang lain, yang jika ilmu-ilmu wajib ini belum dikuasai maka seseorang dikatakan belum benar keislamannya. Lebih baik lagi jika membekali diri dengan ilmu agama lainnya seperti ilmu hadits, tafsir al Qur’an, Fiqih, Ushul Fiqh karena tidak diragukan lagi bahwa ilmu adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Renungkanlah firman Allah Ta’ala, yang artinya:
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [QS. Al Mujadalah: 11]


Secara khusus, ilmu yang penting untuk menjadi bekal adalah ilmu tentang pernikahan. Tata cara pernikahan yang syar’I, syarat-syarat pernikahan, macam-macam mahram, sunnah-sunnah dalam pernikahan, hal-hal yang perlu dihindari, dan yang lainnya.

Siapkan Harta Dan Rencana

Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan membutuhkan kemampuan harta. Minimal untuk dapat memenuhi beberapa kewajiban yang menyertainya, seperti mahar, mengadakan walimah dan kewajiban memberi nafkah kepada istri serta anak-anak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” [HR. Ahmad, Abu Dawud].

Namun kebutuhan akan harta ini jangan sampai dijadikan pokok utama sampai-sampai membuat seseorang tertunda atau terhalang untuk menikah karena belum banyak harta. Harta yang dapat menegakkan tulang punggungnya dan keluarganya itu sudah mencukupi. Karena Allah dan Rasul-Nya mengajarkan akhlak zuhud (sederhana) dan qana’ah (mensyukuri apa yang dikarunai Allah) serta mencela penghamba dan pengumpul harta. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishah dan celakalah hamba khamilah. Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” [HR. Bukhari].

Disamping itu, terdapat larangan bermewah-mewah dalam mahar dan terdapat teladan menyederhanakan walimah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya” [HR. Ahmad]. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga, berdasarkan hadits Anas Bin Malik Radhiyallahu’anhu, ketika menikahi Zainab Bintu Jahsy mengadakan walimah hanya dengan menyembelih seekor kambing [HR. Bukhari-Muslim].

Selain itu rumah tangga bak sebuah organisasi, perlu manajemen yang baik agar dapat berjalan lancar. Maka hendaknya bagi seseorang yang hendak menikah untuk membuat perencanaan matang bagi rumah tangganya kelak. Misalnya berkaitan dengan tempat tinggal, pekerjaan, dll.

Pilihlah Dengan Baik

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius : nikah, cerai dan ruju’ ” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali Nasa’i). Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup insya Allah. Jika demikian, merupakan salah satu kemuliaan syariat Islam bahwa orang yang hendak menikah diperintahkan untuk berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan hidup.

Kriteria yang paling utama adalah agama yang baik. Setiap muslim atau muslimah yang ingin beruntung dunia akhirat hendaknya mengidam-idamkan sosok suami atau istri yang baik agamanya, ia memahami aqidah Islam yang benar, ia menegakkan shalat, senantiasa mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan memilih istri yang baik agamanya “Wanita dikawini karena empat hal : …….
hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka”. [HR. Bukhari- Muslim]. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga mengancam orang yang menolak lamaran dari seorang lelaki shalih “Jika datang kepada kalian lelaki yang baik agamanya (untuk melamar), maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi” [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah].


Selain itu ada beberapa kriteria lainnya yang juga dapat menjadi pertimbangan untuk memilih calon istri atau suami:

Sebaiknya ia berasal dari keluarga yang baik nasabnya (bukan keluarga pezina atau ahli maksiat)
Sebaiknya ia sekufu. Sekufu maksudnya tidak jauh berbeda kondisi agama, nasab dan kemerdekaan dan kekayaannya
Gadis lebih diutamakan dari pada janda
Subur (mampu menghasilkan keturunan)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan jika engkau pandang…” [HR. Thabrani]
Hendaknya calon istri memahami wajibnya taat kepada suami dalam perkara yang ma’ruf
Hendaknya calon istri adalah wanita yang mengaja auratnya dan menjaga dirinya dari lelaki non-mahram.
Shalat Istikharah Agar Lebih Mantap

Pentingnya urusan memilih calon pasangan, membuat seseorang layak untuk bersungguh-sungguh dalam hal ini. Selain melakukan usaha, jangan lupa bahwa hasil akhir dari segala usaha ada di tangan Allah Azza Wa Jalla. Maka sepatutnya jangan meninggalkan doa kepada Allah Ta’ala agar dipilihkan calon pasangan yang baik. Dan salah satu doa yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan shalat Istikharah. Sebagaimana hadits dari Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan Al Qur’an” [HR. Bukhari].

Datangi Si Dia Untuk Nazhor Dan Khitbah

Setelah pilihan telah dijatuhkan, maka langkah selanjutnya adalah Nazhor. Nazhor adalah memandang keadaan fisik wanita yang hendak dilamar, agar keadaan fisik tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk melanjutkan melamar wanita tersebut atau tidak. Terdapat banyak dalil bahwa Islam telah menetapkan adanya Nazhor bagi lelaki yang hendak menikahi seorang wanita. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian meminang wanita, maka jika dia bisa melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah” [HR. Abu Dawud].

Namun dalam nazhor disyaratkan beberapa hal yaitu, dilarang dilakukan dengan berduaan namun ditemani oleh mahrom dari sang wanita, kemudian dilarang melihat anggota tubuh yang diharamkan, namun hanya memandang sebatas yang dibolehkan seperti wajah, telapak tangan, atau tinggi badan.

Dalil-dalil tentang adanya nazhor dalam Islam juga mengisyaratkan tentang terlarangnya pacaran dalam. Karena jika calon pengantin sudah melakukan pacaran, tentu tidak ada manfaatnya melakukan Nazhor.

Setelah bulat keputusan maka hendaknya lelaki yang hendak menikah datang kepada wali dari sang wanita untuk melakukan khitbah atau melamar. Islam tidak mendefinisikan ritual atau acara khusus untuk melamar. Namun inti dari melamar adalah meminta persetujuan wali dari sang wanita untuk menikahkan kedua calon pasangan. Karena persetujuan wali dari calon wanita adalah kewajiban dan pernikahan tidak sah tanpanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Tidak sah suatu pernikahan kecuali dengan keberadaan wali” [HR. Tirmidzi]

Siapkan Mahar

Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah mahar, atau disebut juga mas kawin. Mahar adalah pemberian seorang suami kepada istri yang disebabkan pernikahan. Memberikan mahar dalam pernikahan adalah suatu kewajiban sebagaimana
firman Allah Ta’ala yang artinya: “Maka berikanlah kepada mereka maharnya sebagai suatu kewajiban” [QS. An Nisa: 24].
Dan pada hakekatnya mahar adalah ‘hadiah’ untuk sang istri dan mahar merupakan hak istri yang tidak boleh diambil. Dan terdapat anjuran dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk tidak terlalu berlebihan dalam mahar, agar pernikahannya berkah. Sebagaimana telah dibahas di atas.

Setelah itu semua dijalani akhirnya sampailah di hari bahagia yang ditunggu-tunggu yaitu hari pernikahan. Dan tali cinta antara dua insan pun diikat.

Belum Sanggup Menikah?

Demikianlah uraian singkat mengenai kiat-kiat bagi seseorang yang hendak menapaki tangga pernikahan. Nah, lalu bagaimana kiat bagi yang sudah ingin menikah namun belum dimampukan oleh Allah Ta’ala?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Orang-orang yang belum mampu menikah hendaknya menjaga kesucian diri mereka sampai Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya” [QS. An Nur: 33].
As Sa’di menjelaskan ayat ini: “Yaitu menjaga diri dari yang haram dan menempuh segala sebab yang dapat menjauhkan diri keharaman, yaitu hal-hal yang dapat memalingkan gejolak hati terhadap hal yang haram berupa angan-angan yang dapat dikhawatirkan dapat menjerumuskan dalam keharaman” [Tafsir As Sa’di]. Intinya, Allah Ta’ala memerintahkan orang yang belum mampu untuk menikah untuk bersabar sampai ia mampu kelak. Dan karena dorongan untuk menikah sudah bergejolak mereka diperintahkan untuk menjaga diri agar gejolak tersebut tidak membawa mereka untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga menyarakan kepada orang yang belum mampu untuk menikah untuk banyak berpuasa, karena puasa dapat menjadi tameng dari godaan untuk bermaksiat [HR. Bukhari-Muslim]. Selama masih belum mampu untuk menikah hendaknya ia menyibukkan diri pada hal yang bermanfaat. Karena jika ia lengah sejenak saja dari hal yang bermanfaat, lubang kemaksiatan siap menjerumuskannya. Ibnul Qayyim Al Jauziyah memiliki ucapan emas: “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi Liman Sa’ala ‘An Ad Dawa Asy Syafi, hal. 109). Kemudian senantiasa berdoa agar Allah memberikan kemampuan untuk segera menikah. Wallahul Musta’an. [Yulian Purnama]

Minggu, 01 November 2009

Coretan Hati Tentang "KUBUR"

Kubur adalah akhir perjalanan semua manusia di dunia
pemutus segala kenikmatan duniawi
tempat menuai amal baik dan amal buruk
semua manusia pasti singgah dalam ruang kubur

tak ada lagi kata-kata indah
semua pintu tertutup jika sudah memasukinya
harta tahta dan keluarga ditinggal
tak ada yang mampu menemani

tak ada lagi kata-kata kebaikan
karena gerbang sudah dikunci
manusia paling kuat sekalipun
akan mati dan menimba perbuatannya

hati paling keras sekalipun
akan kecut dan membisu hingga lunak bagai lumpur
Apalagi yang dapat kita banggakan jika sudah memasukinya..??
apalagi yang mampu kita tertawakan ..??
jika alam kesepian penuh cacing dan tanah basah
menjadi rumah kita
yang tinggal hanyalah
kesedihan dan penyesalan tiada tara

kita semua mesti berbuat kebaikan dengan sungguh-sungguh hanya untuk kubur
manusia mesti banyak memikirkan berapa luas kavling kita di kubur
bukan berapa banyak tanah dan rumah terbeli
dan bukan berapa banyak kendaraan mewah dan makanan tersedia

kubur adalah akhir perjalanan
semua atribut dan kemewahan tak akan dibawa
hanya iman dan amal shaleh yang mampu menyelamatkan
dari siksa kubur yang pedih

tak ada tawar menawar untuk membeli surga dan segala kenikmatan disana
hanya iman dan amal shaleh yang mampu menaungi
dari panasnya api yang menyala
kubur adalah persinggahan sementara dan penentu
sukses dan tidaknya kita di alam akhirat
yang jelas dan pasti akan datang

banyak-banyak menangislah untuk kubur
banyaklah berkunjung ke kubur (jangan hanya mall dan pasar saja yang kita kunjungi)
agar hati selalu ingat mati..

Sesuai Sabda Baginda Rasulullah SAW:
Manusia yang cerdas adalah yang pling banyak mengingat mati dan mempersiapkan amal shaleh untuk bekal.
suatu saat

nama kita akan terpajang
pada batu nisan yang bisu
tak ada lagi pangkat dan jabatan tertera disana
hanya nama, tanggal lahir dan hari wafatnya kita

fulan bin fulan
lahir 8 desember 1973
wafat 29 Januari 2009


atau..

fulanah binti fulan
lahir 21 Juni 1975
wafat 28 Januari 2009

inilah yang mesti kita cetak tebal dan persiapkan
dan masukkan dalam agenda kerja kita
di kamar dan ruang kerja, kantor serta toko kita

kerja untuk kubur
berbuat kebaikan untuk kubur
beramal untuk kubur

hari ini, besok dan lusa
mesti berbuat sesuatu untuk kubur
karena kubur sudah menunggu

ruang telah dipersiapkan
bagai kamar pengantin
inilah saat untuk menghiasinya
tak perlu lagi menunda-nunda
siapkan waktu dan tenaga
agar kamar kubur kita tampak indah


dengan banyak menangis dan ibadah sekuat tenaga
jangan hanya untuk dunia kita kerja
tapi untuk kubur juga kita mesti kerja
agar tak menyesal lalu berkata:

"Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal shaleh terhadap apa yang telah kutinggalkan (dahulu)." (Al Mu’minun : 99 - 100)
Allah Maha Pengampun.. Mintalah Ampunan Pada_NYA sebelum smua terlambat,sbelum Nafas Ini Berhenti Berhembus..


SALAM..
Sahabat Muslim Sejati..

Selasa, 20 Oktober 2009

Ketika Masjid Dan Rumah Bordir Roboh

ADA DUA LELAKI. Keduanya adalah saudara kandung. Lahir di dalam keluarga yang taat beragama. Namun perilaku dua orang itu berbeda dan akhir hidup mereka juga berbeda.

Yang tua, sejak kecil dikenal baik, alim dan ahli ibadah. Ia tidak suka menyakiti orang lain. Tidak suka hura-hura. Tak pernah menyentuh gelas minuman keras apalagi meminumnya. Waktu mudanya banyak dihabiskan di masjid. Ia juga tidak suka bergaul dengan wanita yang bukan mahramnya. Pernah ia dirayu seorang gadis cantik yang masih sepupunya, namun ia teguh dalam keimanannya. Karena amal perbuatannya yang baik dan akhlaknya ia dicintai oleh keluarga dan masyarakat.

Sedangkan adiknya, sangat berbeda dengan kakaknya. Sejak kecil ia dikenal nakal. Sejak remaja sudah biasa masuk tempat maksiat. Rumah bordil adalah tempat biasa ia mangkal. Hampir tiap hari ia mabuk dan melakukan pelbagai macam maksiat di rumah bordil miliknya itu. Kadang-kadang ia juga ikut gerombolan perampok, untuk merampas harta orang lain. Saat merampok ia bahkan terkadang juga melakukan pemerkosaan. Hampir segala jenis maksiat dan perbuatan yang menjijikan telah ia lakukan untuk memuaskan hawa nafsunya. Perbuatan jahatnya itu membuat dirinya dibenci oleh keluarga dan masyarakat.

Suatu ketika, sang kakak yang alim dan ahli ibadah merenung. Tiba-tiba dengan halus sekali nafsunya berkata padanya,

“Sejak kecil kau selalu berbuat kebaikan dan beribadah. Kau telah mendapat tempat di hati masyarakat dan dikenal sebagai orang baik. Namun kau tidak pernah merasakan nikmatnya hidup sedikitpun. Kenapa tidak sesekali kau datang ke tempat adikmu menghibur diri di rumah bordilnya. Sesekali saja. Setelah itu kau bisa tobat. Kau bisa membaca istighfar ribuan kali dalam sholat tahujjud. Bukankah Allah itu Maha Pengampun ?”

Bujukan hawa nafsunya itu ternyata masuk dalam pikirannya. Setan pun dengan sangat halus masuk melalui pori-pori dan aliran darah. Ia berkata pada diri sendiri, “Benar juga. Kenapa aku tidak sesekali menghibur diri? Hidup cuma sekali. Nanti malam aku mau menari dan bersenang-senang bersama wanita cantik di rumah bordil adikku. Setelah itu aku pulang dan bertobat kepada Allah Swt. Dia Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.”

Sementara di rumah bordil. Adiknya juga merenung. Ia merasa jenuh dengan hidup yang dijalaninya. Nuraninya berkata,

“Sudah bertahun-tahun aku hidup bergelimang dosa. Bermacam maksiat telah aku lakukan. Apakah aku akan hidup begini terus? Keluarga membenciku karena perbuatanku. Juga masyarakat, mereka memusuhiku karena kejahatanku. Kenapa aku tidak mencoba hidup baik-baik seperti kakak. Ah, bagaimanakah besok kalau aku telah mati. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan perbuatanku. Kalau begini terus kelak aku akan masuk neraka. Hidup susah di akhirat sana. Sementara kakakku akan hidup nikmat di surga. Tidak! Aku tidak boleh hidup dalam lembah maksiat terus. Aku harus mencoba hidup di jalan yang lurus. Nanti malam habis maghrib aku akan ke masjid tempat kakak beribadah. Aku mau tobat dan ikut shalat. Aku mau kembali ke pangkuan Allah Swt. Aku mau beribadah sepanjang sisa hidupku. Semoga saja Allah mau mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu.”

Dan benarlah. Ketika malam datang kedua saudara itu melakukan niatnya masing-masing. Usai shalat maghrib, sang kakak kembali ke rumah, ganti pakaian dan bergegas menuju rumah bordil. Adapun sang adik, telah pergi meninggalkan rumah bordil begitu mendengar suara azan maghrib. Jalan yang diambil dua bersaudara itu tidak sama, sehingga keduanya tidak berjumpa di tengah jalan.

Sampai di rumah bordil sang kakak mencari adiknya. Namun tidak ada. Orang-orang yang ada di rumah bordil tidak ada yang tahu kemana adiknya itu pergi. Meskipun adiknya tidak ada ia tetap melaksanakan niatnya. Nafsu telah menguasai akal pikirannya. Ia pun menuruti segala yang diinginkan nafsunya di rumah bordil itu bersama para penari dan pelacur.

Di tempat lain, sang adik sampai masjid tempat kakaknya biasa ibadah. Ia sudah bertekad bulat untuk tobat meninggalkan semua perbuatan buruknya. Ia mengambil air wudhu dan masuk ke dalam masjid. Ia mencari-cari kakaknya, ternyata tidak ada. Padahal biasanya kakaknya selalu beritikaf di masjid usai maghrib sampai isya. Ia bertanya pada penjaga masjid, namun ia tidak tahu kemana perginya. Meskipun tidak ada kakaknya niatnya telah bulat. Ia melakukan shalat dan beristighfar sebanyak-banyaknya dengan mata bercucuran air mata.

Tiba-tiba bumi tergoncang dengan hebatnya.

“Awas ada gempa ! Ada gempa !” teriak orang-orang di jalan.

Orang-orang panik keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri. Takut kalau-kalau rumah mereka runtuh. Sang adik yang sedang larut dalam kenikmatan tobatnya tidak beranjak dari dalam masjid. Ia tidak merasakan ada gempa. Demikian juga sang kakak yang saat itu sedang terlena di rumah bordil. Ia sama sekali tidak merasakan gempa. Goncangan gempa malam itu cukup keras. Beberapa bangunan roboh. Termasuk masjid dan rumah bordil.

Keesokan harinya. Sang kakak ditemukan tewas diantara reruntuhan rumah bordil di samping mayat seorang penari wanita dalam keadaan yang memalukan. Sedangkan adiknya juga ditemukan tewas di antara reruntuhan masjid. Kedua tangannya mendekap sebuah mushaf di dada.

Masyarakat yang tahu ihwal kedua kakak beradik itu meneteskan air mata. Mereka tidak habis pikir, orang yang selama ini dikenal ahli ibadah kok bisa tewas dengan cara yang sedemikian tragisnya. Sedangkan adiknya yang selama ini dikenal ahli maksiat kok bisa husnul khatimah. Dengan peristiwa itu orang-orang diberi pelajaran yang sangat berharga. Bahwa kematian bisa datang kapan saja. Hanya Allah yang tahu. Maka jangan sekali-kali iseng menuruti hawa nafsu. Siapa tahu saat sedang menuruti hawa nafsu itulah maut menjemput. Na’udzubillahi min dzalik. Bahwa niat baik harus selalu dijaga, agar Allah Swt menganugerahkan akhir hidup yang indah. Akhir hidup yang diridhai-Nya.
“Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keteguhan dan keistiqomahan berada dalam jalan-Mu. Karuniakanlah kepada kami husnul khatimah. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.”

Mencari Istri Yang Sempurna

Hamba mencari istri sempurna. Lelah hati dan jiwa. Hamba mencari kemana-mana, alhasil hamba tak sanggup temukan belahan jiwa itu. Setiap hari hamba berdoa, namun belum juga terkabul. Mungkin inilah perjuangan. Lama-lama hamba mulai menikmati kehidupan ini. Walaupun jemu pernah hinggap dalam kamus kehidupan hamba, meraung-raung dalam sunyi.

Sungguh, di dunia yang maya ini, hamba mencoba menghindar dari gundukan dosa, namun laron-laron dosa itu sesekali berduyun mendekati hamba. Sekuat ruh hamba berlari-berlari menuju cahaya, dan konon, salah satu kendaraan untuk mendekatkan diri dengan cahaya itu adalah mendapatkan seorang istri. Ya, hamba mencari istri sempurna, agar hamba bisa menyempurnakan niat hamba, bercengkrama dengan cahaya sejati.

Hamba bergelut dengan hari-hari, mencari secercah cahaya untuk bisa hamba huni dari kegelapan yang semakin gandrung menyelimuti hati hamba lagi. Hamba akui di setiap arah jam yang bergulir ada terpendam berjuta rahasia yang tak bisa hamba singkap keberadaannya, tak mampu hamba kuliti satu persatu apa gerangan yang diinginkan Allah. Tadinya hamba berpikir bahwa hamba telah mampu meredam satu niatan hamba itu, mengubur riak-riak kehidupan yang hamba bangun dengan pondasi rapuh. Rupanya detak suara jarum jam semakin besar menghentak-hentak dan memekakan telinga hamba, lalu hamba kembali terpuruk, pikiran hamba terhuyung-huyung melangkahkan kaki tak tentu arah.

Suatu hari, hamba bertemu dengan mawar. Di taman itu ia hidup sendiri. Warnanya yang merah merekah membuat mata terkagum-kagum. Ingin rasanya hamba mempersuntingnya, memetik segala hasrat yang mulai basah kuyup dengan segala keinginan.

Sang mawar tak sadar bahwa ada yang mengamatinya. Ya Tuhan harum sekali. Ya, ketika pagi merambat, hamba merasakan keharuman yang luar biasa. Merambat ke seluruh ubun-ubun, keharuman yang menakjubkan. Hamba memberanikan diri untuk menyapanya.

"Selamat pagi, Mawar." Mawar tersenyum, senyum yang menyejukkan.

"Selamat pagi. Ada apakah gerangan, sehingga pagi-pagi begini anda bertamu ke taman yang sepi ini?"

"Hamba berniat mencari istri yang sempurna. Setiap hari tanpa sepengetahuan anda, hamba mengamati anda, lalu tumbuhlah sejumput rasa tertentu yang tak bisa terdefinisi. Anda telah menyampaikan keharuman itu lewat wewangian yang disampaikan angin. Hamba pikir andalah yang hamba cari, belahan jiwa yang sekian lama memikat hamba untuk hidup dalam kembara."

"Betulkah aku yang anda cari? Tak malukah anda menikah dengan bunga sederhana sepertiku? Apa yang membuat anda terkagum? Tak banyak yang bisa aku berikan untuk anda."

"Mawar, sudah lama hamba mencari istri yang sempurna. Mungkin inilah harapan terakhir. Melihat warnamu yang memerah, hamba terkesima. Jika anda mengizinkan, hamba ingin melamar anda. Mari kita arungi bahtera hidup ini."

"Kalau betul itu yang anda inginkan, baiklah. Tunggu barang satu minggu, setelah itu jenguklah aku kembali."

"Terimakasih mawar. Ternyata hamba tak salah pilih. Seminggu lagi hamba akan kesini."

Hamba lantas meninggalkannya sendiri di taman itu. Hamba pergi diiringi senyum yang dramatis. Hati hamba seketika terbang ke langit. Sebentar lagi penantian hamba berakhir, hamba akan mendapatkan istri yang sempurna.

Seminggu berlalu, hamba mendatangi taman itu. Langkah kaki bersijingkat dengan sempurna, cepat dan gemulai. Ketika hamba tiba di tempat itu, tiba-tiba hati hamba melepuh, berterbanganlah harapan yang sempat mewarnai relung hati yang basah dengan tinta penantian. Mawar yang akan hamba persunting, yang akan hamba petik ternyata tak lagi berada di tangkainya. Ia telah luruh ke tanah merah, beserakan tak karuan, tak jelas lagi juntrungannya. Hamba tak habis mengerti, mengapa semua ini harus terjadi? Warna yang tadinya memerah, kini berubah kecoklat-coklatan, menjadi keriput, tak sesegar seperti minggu kemarin. Hamba menghampirinya, duduk termenung seperti seorang bocah yang merengek meminta mainan yang telah rusak. Dengan terbata-bata hamba berusaha menyusun kata-kata, menuai kalimat-kalimat. Namun mulut hamba teramat kelu, tak bisa lagi dengan sporadis menelurkan deretan huruf.

"Selamat pagi. Masihkah ada keinginan untuk menikah dengan ketidaksempurnaanku? Inilah aku, sang mawar yang sempat membuatmu terkagum. Mengapa wajah anda tercengang dan seolah tak memahami hakikat hidup?"

"Mengapa anda menjadi seperti ini? Apakah gerangan yang salah?"

"Tak ada yang patut disalahkan. Ini adalah siklus kehidupan. Hamba hanya bisa bertabah menghadapi takdir yang membelenggu. Ini jalan yang harus hamba jalani."

"Tapi hamba mencari istri yang sempurna, Mawar."

"Jika demikian, aku bukanlah belahan jiwamu."

Hamba beranjak dari tempat itu. Kekecewaan menghantui setiap langkah yang hamba bangun. Air mata menderas. Mawar yang sempat mencengkram jiwa, kini hanya onggokan ketakutan yang tak pernah hamba mimpikan sebelumnya.

***
Kini hamba berjalan lagi menyusuri waktu, mencari istri yang sempurna. Di tengah perjalanan, hamba melihat merpati yang terbang, menari di udara. Sayap-sayapnya ia sombongkan ke seluruh penjuru alam. Sungguh cantik ia, membuat cemburu para petualang. Lagi-lagi terbersit sebuah keinginan. Keinginan klasik: Inilah istri yang sempurna, semoga hamba bisa mendapatkannya. Merpati itu hinggap di ranting pohonan. Hamba memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Wahai merpati, tadi hamba melihatmu bercengkrama dengan angin. Bulu putihmu yang kudus, menjadikan harapan dalam batin kembali tumbuh."

"Apa yang hendak anda inginkan?"

"Hamba mencari istri yang sempurna. Andalah yang hamba cari."

"Betulkah aku yang anda cari?"

"Ya tentu. Hamba ingin anda terbang bersama hamba, membangun sebuah keindahan, mengarungi bahtera kehidupan."

"Jika demikian, silahkan tangkap aku. Apabila anda berhasil menangkap diriku, aku berani menjadi belahan jiwa anda. Aku akan belajar menjadi apa yang anda inginkan."

"Tapi bagaimana mungkin hamba bisa menangkap anda? Anda mempunyai dua sayap yang indah dan memesona, sedangkan hamba hanya manusia yang bisa menerbangkan imajinasi saja, selebihnya hamba adalah pemimpi yang takut dengan kehidupan."

"Segala sesuatu mungkin saja terjadi, asalkan ada maksud yang jelas dan lurus. Lebih baik anda pikirkan kembali niatan anda itu. Betulkah aku pasangan yang anda cari? Maaf, hamba aku bercengkrama dulu dengan angin, sampai jumpa."

Hamba tak bisa berkata banyak, merpati telah terbang bersama angin. Angin, oh...rupanya kekasih sejati merpati adalah angin. Hamba tak mau merusak takdir mereka. Bagaimana kata dunia kalau hamba dengan paksa menikahi sang merpati? Dunia akan mencemooh hamba sebagai manusia paling bodoh yang pernah dilahirkan. Tapi kemanakah lagi hamba harus mencari pasangan jiwa?

***

Itulah kabar hamba dulu. Meniti berbagai penderitaan untuk menyempurnakan segala beban yang melingkar di dasar palung jiwa hamba. Itulah gelagat hamba dulu, seperti seorang pecinta yang berkelana tak jelas arah dan tujuan, menghujani kulit lepuh para bidadari, menjadikan mereka gundah, berenang di atas lautan hampa. Begitu juga hamba. Ya, kabar hamba dulu!
Memekik cinta yang bergemuruh, membadai, bercengkrama, meraja, bersengketa, meracau seperti burung kondor yang rindu bangkai-bangkai kematian. Dulu hamba tersesat dalam labirin sunyi tanpa nama. Hamba nyaris seperti mayat yang bergentayangan di siang hari, diperbudak angan-angan, bertubi-tubi mulut hamba memukul angin.

Sampai suatu malam, ketika keheningan mengambang di udara, berderinglah sebuah telepon selular yang teronggok di atas sajadah harapan. Kala itu hamba tidur lelap, mencipta mimpi yang samar. Hamba dibangunkan oleh gemuruh suara ring tone. Anehnya, suara selular itu tidak lagi menggelayutkan melodi seperti biasanya. Suaranya aneh tapi nikmat dan menyejukkan. Kalau tidak salah seperti ini:
Allahuakbar....Allahuakbar...Allahuakbar... Kontan saja hamba terhenyak dan sempat kaget. Hamba mencoba memicingkan mata yang berat seperti terbebani satu ton serbuk besi. Di dinding kamar hamba melihat detak jam yang mengarah pada nomor tiga. Masih sepertiga malam. Siapa gerangan yang berani mengusik persemayaman indah ini? Lalu hamba mulai merunut kata-kata.

"Halo, siapa anda? Mengapa membangunkan hamba? Biarkan hamba beristirah barang sejenak." Hening, tak ada jawaban. Hamba pikir, ini pasti gelagat orang jahil yang mencoba berimprovisasi. Tapi ketika hamba mau menutup telepon selular, hamba mendengar suara yang menggelegar. Bukan, suara ini bukan dari telepon selular, tapi dari segala penjuru mata angin. Keringat
mulai menghujan, ketakutan bersalaman di batin, air mata tak bisa hamba bendung, dan rasa rindu mencengkram hamba dari belakang, rindu yang tak terdefinisi. Mungkinkah doa-doa hamba yang terdahulu akan terkabul? Siapakah gerangan yang bicara? Setelah bermilyar doa berjejalan di udara, hamba harap sejumput cahaya itu yang bicara Ya, semoga bukan kepalsuan yang bicara. Suara itu makin keras terdengar. Suara itu berkata seperti ini.

"Betulkah kau mencari istri yang sempurna?" Dengan terbata-bata hamba bilang,

"Ya...ya..hamba mencari istri yang sempurna. Mampukah anda mengabulkan keinginan hamba yang belum terwujud ini?" Suara itu kembali berujar.

"Berbaringlah, lalu tutuplah matamu. Bukalah ketika suaraku tak terdengar lagi." Hamba ikuti keinginannya.
Hamba tutup mata hamba, dan berbaringlah. Riangnya hati hamba, sebentar lagi hamba akan berjumpa dengan istri sempurna. Jodoh hamba akan hadir. Ah, suara itu hening. Hamba mulai memicingkan mata. Hamba lihat di sekeliling. Mengapa yang terlihat hanya gumpalan-gumpalan tanah yang kecoklatan? Mengapa begitu sejuk? Kemudian hamba melihat pakaian hamba. Putih! Semua serba putih. Bukankah ini kain kafan? Alam barzah, pikir hamba. Lalu hamba melihat sesosok tubuh datang menghampiri, begitu bercahaya, cantik rupawan.

"Siapa anda?"

"Hamba adalah amalan anda. Hamba tercipta dari anda, istri sempurna yang anda ciptakan sendiri. Menikahlah dengan hamba, sambil menunggu semua manusia kembali ke alam sunyi ini."

Begitulah kabar hamba kali ini. Ada lagi yang mau mencari istri sempurna?

Senin, 19 Oktober 2009

Jika Mengukur Diri Terlalu Tinggi Dan Bersabarlah...

Jika Mengukur Diri Terlalu Tinggi

Derita ternyata bisa lewat pintu apa saja, termasuk lewat apa yang selama ini dipahami sebagai mulia. Misalnya, ketika diri sudah merasa mulia, hati-hatilah, karena itulah saat terbaik bagi derita untuk memulai aksinya. Karena, orang-orang yang sudah merasa masuk derajat mulia itu bisa demikian rewel hidupnya.

Jika ia hidup di kampung, ia merasa terlalu hina jika harus ikut jaga malam, nongkrong di pos ronda, memukul lonceng besi, apalagi jika harus keliling dari rumah ke rumah tetangganya. Bagi orang ini, perlawanan atas rukun tetangga seperti itu, malah dianggap sebagai bukti kelebihannya. Lebih-lebih jika ia merasa tak satupun tetangga berani menentang aksinya.

Hal ini membuat ia tambah yakin, bahwa ia memang memiliki tingkat kemuliaan itu sehingga berhak menentukan peraturannya sendiri. Padahal, semakin orang ini yakin pada kemuliaannya, semakin jauh saja ia didera salah sangka. Karena tanpa ia tahu, semua ulahnya itu telah dicatat dengan rapi oleh semua warga. Ia dicibir secara rahasia tapi merata ke seluruh desa. Dan suatu saat, jika saatnya tiba, cibiran itu akan berubah menjadi pembalasan dendam. Bentuknya bisa bermacam-macam. Terendah bisa berupa aksi boikot warga jika orang mulia ini sedang mengundang hajatan.

Terus jika ia adalah artis, rasa mulia itu malah lebih mahal lagi tebusannya. Lihat saja pengalaman panitia yang hendak menjemput jenis artis sok mulia ini. Berjam-jam mereka sibuk menunggu di bandara tapi ketika si artis tiba cuma bikin panitia ini kalang-kabut saja: si artis menolak naik mobil panitia yang ia anggap bukan levelnya. "Ini demi menghormati event Anda sendiri," kata sang artis dengan diplomasinya yang cerdas, tapi pasti palsu itu. Yang ia lakukan itu pasti lebih pada ambisi menghormati dirinya sendiri yang telah ia yakini sebagai mulia itu.

Sudah tentu, panitia ini hanya bisa berupaya sedemikian rupa. Patuh itu pasti, tapi sumpah serapah merajalela di dalam hati mereka. Entah karena efek kutukan dari panitia yang malang itu, si artis ini kemudian terkenal sebagai pihak yang tidak bahagia hidupnya. Tukang kawin cerai dan malah diisukan jadi simpanan pejabat pula. Tegasnya, orang yang gegap gempita dalam menghormati diri sendiri ini ternyata juga orang biasa-biasa. Bukan orang yang begitu mulianya sehingga sampai ada jenis mobil yang ia haram menaikinya.

Jika orang ini pejabat tinggi, kemana-mana ia memakai pangkat dan kekuasaan, termasuk cuma untuk pergi ke rumah makan dan ke tempat peribadatan. Jadi sambil menyembah Tuhan, ia sendiri mengusung kemegahan. Pengawalnya sibuk hilir mudik bukan demi keamanaan, tapi lebih pada demi unjuk kekuasaan. Ia menyangka orang-orang akan mengaguminya, tapi yang terjadi, orang yang dikira kagum itu justru sedang membayangkan masa pensiunnya nanti. "Pasti akan jadi edan oleh perasaan tidak dibutuhkan," kata si fulan!

Jika orang itu adalah seorang penceramah, ia akan didera oleh semacam penyakit pendengaran. Kupingnya terlalu peka untuk mendengar bunyi yang bukan ceramahnya. Terhadap omongan orang lain, ia tak cukup sabar untuk jadi pendengar. Jika orang lain juga punya ketrampilan berbicara seperti yang ia peragakan, ia akan menganggapnya sebagai lawan. Jika tak ada pihak yang meminta diceramahi, ia akan merasa sangat terhina dan pulang dengan kemarahan.

Jika orang itu adalah seorang yang cukup uang, ia akan memandang orang-orang sekelilingnya sebagai pihak yang kekurangan, bukan pihak yang hendak ia santuni, tapi sekadar untuk dia rendahkan. Jadi meskipun dalam peragaan ia sedang menyantuni, yang sesungguhnya terjadi ialah bahwa ia tengah merendahkan. Maka banyakalah penyantun yang sehabis menyantuni lalu merasa berhak menasihati dan merasa unggul.

Orang ini lalu benar-benar merasa dirinya super, tanpa tahu bahwa ia bisa menjadi bahan tertawaan diam-diam, termasuk dari si penerima santuan. Karena penerima ini, meski diam, jelas bukan pihak yang bodoh dan tak sanggup melawan, tapi sekadar pihak yang tak merasa rugi jika santunan yang baru ia terima cuma harus dia bayar dengan diam. Jadi banyak pihak yang merasa mulia itu ternyata cuma berisi orang-orang yang menderita. Padahal daftar orang yang sok mulia itu pasti masih bisa ditambahkan, padahal salah satu dari daftar itu pasti berisi kita.[]

Oleh: Prie GS

===+++++++++++++++++++++++++===


Bersabarlah, Tapi Jangan Mengurut Dada!

Bayangkan diri Anda sedang berada di dalam ruangan konser. Anda sedang asyik menikmati indahnya alunan musik ketika tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari ruangan itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu.

Coba renungkan sebentar skenario di atas. Ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran.

Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di ruangan konser, Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat parkir. Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan Anda masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain.

Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan seterusnya. Sabar sering diekspresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,"Bersabarlah menghadapi cobaan ini." Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan Anda mengatakan, "Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu."

Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi begitu banyak makna mengenai kesabaran.

Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup Anda.

Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Apa yang terjadi kalau badan Anda di kantor tapi pikiran di rumah, atau sebaliknya Anda di rumah tapi pikiran di kantor? Saya yakin, Anda tak akan menikmati hidup. Dalam menjalankan pekerjaan, seringkali saya harus bepergian jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat itu saya sering merindukan keluarga di rumah. Dan begitu itu terjadi saya merasa stres dan kehilangan kesabaran. Saya ingin buru-buru pulang, dan kenikmatan melakukan pekerjaan pun hilang.

Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di jalan. Anda sering menjadi stres. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah di kantor, di tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah sepenuhnya apa yang sedang Anda alami.

Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang sedang menginjak pedal. Hidupkan musik kesukaan Anda, dan amatilah gedung-gedung yang menjulang tinggi. Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali. Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks.

Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu dan tempat yang khusus. Yang Anda perlukan cuma bersabar. Sabar berarti hidup di masa sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran kalau menunggu sesuatu? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya. Dalam suatu perjalanan ke Honolulu, perubahan jadwal penerbangan menyebabkan saya "terdampar" di lapangan terbang Osaka selama 12 jam. Awalnya saya stres memikirkan cara mengisi waktu yang panjang itu. Tapi begitu ingat rumus ini, kesabaran sayapun tumbuh kembali, dan saya begitu menikmati berjalannya waktu.

Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses. Kesabaran berarti menikmati proses tersebut. Anda tak bisa mendadak menjadi kaya, pandai, dan kompeten. Anda harus mau bersabar menjalani prosesnya dari ke hari. Dalam hal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang Anda tanam. Tak ada hal yang instant! Kalau Anda melewati prosesnya karena ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pandai. Anda melawan hukum alam, karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada suatu saat nanti.

Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun karir dan profesi Anda, yang menyebabkan Anda berhasil bukanlah kepandaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa agama selalu mengatakan, "Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar!"

Jumat, 16 Oktober 2009

Arti Sebuah Sahabat Sejati..

Mutiara Hikmah

Janganlah anda berjalan bersama orang fajir (yang bergelimangan dalam dosa), karena dia akan mengajarkan kepada anda perbuatan dosanya." (Umar Bin Khattab ra)

Friendship Like A Mirror…
Teman kita terkadang membawa pengaruh pada diri kita. Jika teman kita ini seorang yang sangat menyenangi oleh raga badminton misalnya. Lambat laun jika kita akan menyenangi badminton satu ketika.
Namun apalah teman kita ini dapat mengaruhi kebahagiaan kita atau pula dapat menjerumuskan kita ke lembah sengsara dan dosa???
Jawabannya ……..Iyah benar??
Atas dasar apa paradigma berfikir begitu??
Sebelum menjawabnya lebih jauh mari kita kaji lebih dalam Al-Qur’an dan Sunnah, yaitu dua sumber resmi yang tidak ada bandingannya yang mampu menjawab semua permasalahan.

Ayat pertama

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, "Aduh kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an, ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan : 27 - 29) Ayat Kedua:

Teman-teman akrab para hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. (QS. Az-Zukhruf : 67) Sedangkan dalam hadist disebutkan:

Hadist Pertama Rasulullah Saw bersabda, "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk, adalah seperti penjual minyak wangi dan peniup api (pandai besi), adakalanya memberi anda (minyak wangi), atau anda membeli darinya, atau anda mendapat bau wangi darinya. Adapun peniup api (pandai besi), adakalanya membakar pakaian anda, atau anda mendapatkan bau yang kurang sedap darinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist Kedua:"Seseorang itu mengikuti agama sahabatnya. Maka, hendaklah kalian memperhatikan siapa sahabat kalian." (Hadits hasan, diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

Sebenarnya dengan menampilkan satu ayat Qur’an saja sudah dianggap cukup, namun agar page dan tulisan ini banyak berkahnya, banyak mnfaatnya, maka kita sebutkan ayat-ayat yang ada.

Kesimpulan
Dari paparan ayat dan hadist diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut:


Teman itu akan mempengaruhi diri kita, baik tingkah laku, cara berfikir. Dan yang paling berbahaya ketika teman itu mepengaruhi ke Imanan kita. Artinya bukan mustahil kita akan berlaku buruk tanpa kita sadari akibat pengaruh teman itu.


Nilai keimanan, takwa ataupun semangat pembaharuan dalam konteks Islam sangat berpengaruh dalam pergaulan. Seorang teman yang soleh, rajin ke masjid, sering membaca Qur’an, rajin ke majelis ilmu tentulah lambat laun teman-temannya akan mengikuti jejaknya.


Teman yang buruk, baik buruk tingkah lakunya, bicaranya kotor, tidak sopan, jauh dari agama, tidak pernah shalat, acuh dengan anjuran agama tidak akan membuat teman-temannya menjadi baik. Malah akan bersama-sama terjerumus dalam kesesatan.


Berteman boleh dengan siapa saja dan tidak ada larangan untuk itu. Namun seorang teman sejati haruslah dapat membawa kita kearah kebaikan, taat dan soleh.


Jika suami atau istri itu dianggap teman di dunia dan di akhirat kelak apakah juga akan mempengaruhi pasanggannya?? Sungguh sangat berbahagia jika pasangan ini berdoa agar pasangannya adalah teman yang soleh. Karena dengan kesolehan apakan tidak mungkin dunia ini ada dalam pangkuannya???



Mari kita berdoa agar kita menjadi orang yang soleh dan taat kepada Allah, sambil terus berdoa agar dapat mengajak teman lainnya menuju taat. Dan kita terus mencari teman yang soleh dan taat agar kita terbawa oleh ketaatan dan kebaikannya.
Bukankah para sahabat menjadi pribadi yang soleh dan taat hingga Allah memuji mereka, karena bersahabat dengan Rasulullah???

Semoga bermanfaat

Sabtu, 10 Oktober 2009

Apakah Hidup Hanya Untuk Ibadah..??

Sobat rohimakumullah
Didalam Al Qur’an Al Karim surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah SWT telah berfirman, “ Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”. Berdasarkan firman Allah ini maka sesungguhnya tugas kita sebagai manusia didunia yang fana ini tidak ada yang lain kecuali hanya beribadah kepadaNya. Hanya beribadah kepada Allah SWT.
“Lho kang….lha kalau tugas kita Cuma beribadah, kapan kita bekerja, kumpul keluarga, bermasyarakat, arisan dan lain-lain? Mosok kita Cuma disuruh sholaaaaat terus, puasa terus, ngajiii terus. Ya nggak bisa to kang”, protes bang Somad.


Sobat!
Komentar bang Somad tadi memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Memang kebanyakan diantara kita masih beranggapan bahwa yang dinamakan ibadah itu ya sholat, puasa, zakat, ngaji, infak., sedekah, haji dsb. Bahkan sebagian orang memandang apabila sudah haji maka sempurnalah keislamannya dan surga sudah menjadi jaminannya. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun akan menjadi keliru bila hal ini menjadikan kita lupa atau mengabaikan hal-hal lain yang setiap hari kita kerjakan dan menghabiskan waktu kita. Padahal dari situlah modal terbesar kita untuk beribadah kepada Allah SWT.
Coba hitung waktu kita habis untuk apa?
• Sholatkah? Paling sholat kita 5 kali sehari. Kalau sekali sholat 5-10 menit berarti cuman butuh waktu 25-50 menit. Nggak nyampe 1 jam tho kang?
• Puasa? Paling-paling kita setahun sekali. Itupun pas Ramadhan. Yang puasa sunah bisa dihitung dengan jari. Ya kan?
• Zakat? Paling setahun sekali. Itupun sebagian besar cuman zakat fitrah. Zakat malnya banyak yang kelupaan.
• Haji ? Wah…belum tentu bagi kita yang pas-pasan. Termasuk yang ngomong juga. Yang punya duit paling-paling seumur hidup sekali.
Lha ternyata kang…. waktu kita itu habis untuk tidur, bekerja, belajar, ngobrol di poskamling, makan minum, olahraga dsb. Ya..nggak? Dan celakanya, seringkali kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dan berlalu begitu saja tanpa muatan/niatan untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena tanpa niat untuk beribadah kepada Allah, maka juga tidak akan bernilai ibadah dan tidak akan mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.
“Lho….apa bisa kang : tidur, makan, minum, olahraga jadi ibadah”, Tanya kang Parman.
Ya .. bisa! kenapa tidak!
Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa “Betapa banyak sekali amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan dunia, dengan niat yang benar maka menjadi amalan akhirat. Betapa banyak amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan akhirat tapi menjadi amalan dunia semata karena niat yang salah”.
Sobat!
Sabda Rasulullah ini menjelaskan kepada kita bahwa betapa banyak amalan-amalan, perbuatan-perbuatan yang kelihatannya merupakan amalan dunia semata seperti makan, minum, tidur dsb, tetapi bisa menjadi amalan akhirat atau bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang benar yaitu mengharap ridho Allah SWT.
Tetapi sebaliknya. Betapa banyak amalan-amalan yang kelihatannya merupakan amalan akhirat, kelihatannya merupakan ibadah seperti sholat, zakat, haji, puasa dan sebagainya. Tetapi hanya menjadi amalan dunia semata, artinya tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang salah yaitu bukan karena Allah tetapi karena yang lain. Misalnya biar dilihat orang, ingin dipuji dsb.
Jadi kata kuncinya adalah NIAT YANG BENAR.
Maka dengan Niat yang benar yaitu semata-mata mengharap ridho Allah, maka insyaallah seluruh aktivitas kita mulai dari tidur, bekerja, belajar, makan, minum bahkan sampai tidur lagi akan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisiNya.
Terkait dengan ini Rosul pernah bersabda, “Bahwasanya segala amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap orang adalah apa yang ia niatkan”(HR Bukhari Muslim). Intinya :
Perbuatan yang baik dengan niat yang benar karena mengharap ridho Allah akan bernilai ibadah. Dan sebaliknya perbuatan baik dengan niat yang tidak benar yaitu bukan karena Allah maka akan sia-sia. tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.
Jadi dalam hal ini niat merupakan tamyisul ‘ibadah ‘anil ‘adah. Niatlah yang membedakan apakah perbuatan kita termasuk ibadah atau hanya adat kebiasaan semata yang tidak bernilai ibadah.
“Kang! Lha kalau perbuatan yang tidak baik kita iringi dengan niat yang baik bagaimana? Misalnya : kita judi hasilnya untuk mbangun masjid gimana kang?” Tanya kang paijo.
Wah kalo itu, para ulama mengibaratkan kita cuci muka. Cuci muka kan baik tho? Tapi menjadi tidak baik manakala cuci mukanya dengan kotoran, dengan air kencing misalnya. Maka tidak jadi bersih malah semakin kotor. Demikian juga dengan amal buruk diniatkan untuk kebaikan, Misal judi untuk sedekah. Itu sama saja dengan cuci muka dengan air kencing tadi.
Maka agar hidup kita sesuai perintah Allah yaitu hanya untuk beribadah kepadanya, maka kita harus berbuat baik sesuai tuntunan syariat dan semuanya harus kita lakukan semata-mata dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rohmat dan hidayahNya untuk kita semuanya sehingga kita dapat melaksanakan tugas pokok kita sebagai hamba Allah yaitu menjadikan hidup kita semata-mata untuk beribadah/mengabdi kepadaNya. Amin.
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab

Jumat, 09 Oktober 2009

Mengapa Harus Berjilbab..??

Bismillah,

Bila anda seorang muslimah dewasa dan masih belum menutup auratnya dengan hijab dan jilbab yang benar, maka ada baiknya merenungkan kembali alasan anda dengan menyimak dialog pemikiran dbawah ini.

ALASAN
I
: Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbabKami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?

ALASAN
II
: Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah SWT termulia, Rasulullah SAW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.” (HR Ahmad). Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . “ (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; “dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…(QS. Luqman : 15)Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.

ALASAN
III
: Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau sebaliknya, ia seorang yang membohongi dirinya sendiri dengan mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “

maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak
mengetahui (QS An-Nahl : 43).
Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita..Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; “

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya..”(QS. AtTalaq :2-3)
.. Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasulullah SAW, dan bergantung pada hukum Allah yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah;

“sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa diantara kamu..”(QS. Al-Hujurat:13)
.Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.

ALASAN
IV
: Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab.Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan;

“api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka
mengetahui..”(QS At-Taubah : 81).
Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat tali besar untuk menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka. Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; “

mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak (pula mendapat)
minuman, selain air yang mendidih dan nanah” (QS. AN-NABA 78:24-25)
. Kesimpulannya, surga yang Allah janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.

ALASAN
V :
Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka takut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallambersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.” Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “

maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu,
dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa” (QS. AL BAQARAH 2:66).
Kesimpulannya, apabila kau memang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah setelah kau melaksanakannya.

ALASAN
VI
: Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum dan perintah Allah dan bukanlah suami yang berharga sejak semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan menjaga perintah Allah , dan jangan pernah berharap tipe suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga Allah . Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT berfirman;

“dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta” (QS. TAHA 20:124).
Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanmu kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.

ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT :

“dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur)” (QS.Ad-Dhuhaa 93: 11).
Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya. Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak mengikuti ayat :

“janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak
daripadanya” (QS An-Nur 24: 31]
dan sabda Allah SWT: “

katakanlah kepada istri-istrimu,anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59
).
Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?

ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya.. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah , dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.

ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi haji.Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja Allah berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT berfirman;

“tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula)
memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34]
saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT, “

berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21
).
Saudariku, jangan melupakan Allah atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik,

“dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri”(QS Al-Hashr 59: 19)
saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya, berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.

ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah.. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah, dan ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.Saudariku,Jangan biarkan tubuhmu dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah dan semakin membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada kematian. “
tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali ‘Imran 3:185).

Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat !


wallahu a`lam bishshawab..


Sumber oleh : Dr. Huwayda Ismaeel


Kamis, 08 Oktober 2009

Mengapa Allah SWT Menyuruh kita berdo`a..??

Sobat rohimakumullah! Suatu ketika dalam sebuah majelis ilmu ada seorang santri bertanya pada Pak kyai,
“Pak Kyai, mengapa Allah menyuruh kita berdoa? Apakah karena Allah tidaktahu kebutuhan kita? Kalau Allah itu tahu kebutuhan kita (hambaNya), harusnyatanpa kita memintapun, Allah akan memberi kan Pak Kyai? Karena Allah itu MahaMemberi. Jadi untuk apa kita berdoa Pak Kyai?”
Mendengar pertanyaan itu seketika seisi ruangan masjid agung yang besar itu terkesiap. Semua diam dan hening. Sungguh pertanyaan yang sangat berani. Tapi saya pikir masuk akal juga. Setelah diam sejenak Pak Kyai yang arif dan bijaksana itu, dengan tersenyum penuh kelembutan memberikan jawaban yang sangat gamblang. “
Anakku, Allah menyuruh kita berdoa, itu bukan berarti Allah tidak tahu kebutuhankita. Allah itu Maha Tahu. Bahkan Allah jauh lebih tahu kebutuhan kita dibandingkita sendiri. Coba pikir! Apa pernah kamu berdoa, “Ya Allah berikanlah akuudara”.
Tidak pernah kan? Tapi Allah memberikan, karena Allah tahu kita butuh udara. Begitu juga dengan kebutuhan kita yang lain. Sebenarnya teramat banyak yang tidak kita minta tapi Allah memberikan. Karena apa? Karena Allah tahu bahwa kita butuh. Ini yang pertama. Yang kedua, Allah menyuruh kita berdoa bukan berarti Allah butuh doa kita, tidak. Sama sekali tidak. Seandainya semua manusia bahkan termasuk semua jin menolak berdoa kepadaNya, kemuliaanNya tidak akan berkurang sedikitpun. Demikian juga sebaliknya. Seandainya semua manusia dan jin berdoa kepadaNya tidak akan menambah kemuliaanNya sedikitpun. Lalu yang jkadi pertanyaan : “mengapa Allah menyuruh kita berdoa?” Allah menyuruh kita berdoa karena :
1. Untuk senantiasa mengingatkan bahkan kita ini hanyalah seorang hamba. Dengan senantiasa mengingat bahwa kita ini hanyalah hamba, maka kita akan terhindar dari sikap sombong, takabur dan tinggi hati
2. Doa itu adalah dzikir. Dengan berdoa berarti telah mengingat Allah Tuhan Pencipta kita. Dengan mengingat Allah maka hati kita akan tenang. Hiduppun juga akan tenteram.
Sebagaimana firman Allah dalam QS Ar Ra’d ayat 28 :’ yaitu orang-orang
yangberiman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah

Jadi, hanya dengan senantiasa mengingat ”Allah”lah hati kita maupun hidup kita akan tenang. Hal ini kita butuhkan to?
3. Doa itu adalah tujuan, keinginan atau target yang ingin kita capai. Ketika kita berdoa “Ya Allah, limpahkanlah kepadaku rezeki yang melimpah”. Maka rezeki yang melimpah adalah target kita. Tentunya target tidak akan pernah tercapai bila tidak disertai usaha yang optimal. Ibarat orang bercocok tanam, usaha itu adalah benihnya. Sedangkan doa adalah pupuknya. Jadi doa yang tidak disertai usaha sama saja seperti menebarkan pupuk tapi tak pernah menaburkan benih. Ya….kapan akan panen?
4. Doa itu penyemangat, pemberi harapan. Jadi orang yang berdoa adalah orang yang masih punya harapan. Dengan adanya harapan hidup akan lebih bersemangat, lebih bergairah.
5. Yang paling penting, doa itu adalah intinya ibadah. Sebagai hamba Allah tugas utama kita adalah beribadah kepadaNya. Barangsiapa yang baik ibadahnya akan senantiasa mendapatkan ridhoNya. Siapapun yang mendapatkan ridhoNya akan bahagia hidupnya baik didunia yang fana ini maupun nanti diakhirat yang kekal. Siapa yang tidak ingin bahagia hidupnya, hayo…siapa? Jadi hakekatnya kitalah yang butuh berdoa, bukan Allah bukan siapapun. Oleh karena itu selama masih ada waktu marilah kita perbanyak doa, smoga Allah meridhoi kita . Amin. Wallahu a’lam

Kelemahan Manusia Mendorong Kita Untuk Berpikir..


Tubuh manusia yang demikian lemah ketika baru saja bangun dari tidur dapat mendorong manusia untuk berpikir: setiap pagi ia harus membasuh muka dan menggosok gigi. Sadar akan hal ini, ia pun merenungkan tentang kelemahan-kelemahannya yang lain. Keharusannya untuk mandi setiap hari, penampilannya yang akan terlihat mengerikan jika tubuhnya tidak ditutupi oleh kulit ari, dan ketidakmampuannya menahan rasa kantuk, lapar dan dahaga, semuanya adalah bukti-bukti tentang kelemahan dirinya.Bagi orang yang telah berusia lanjut, bayangan dirinya di dalam cermin dapat memunculkan beragam pikiran dalam benaknya. Ketika menginjak usia dua dekade dari masa hidupnya, tanda-tanda proses penuaan telah terlihat di wajahya. Di usia yang ketigapuluhan, lipatan-lipatan kulit mulai kelihatan di bawah kelopak mata dan di sekitar mulutnya, kulitnya tidak lagi mulus sebagaimana sebelumnya, perubahan bentuk fisik terlihat di sebagian besar tubuhnya. Ketika memasuki usia yang semakin senja, rambutnya memutih dan tangannya menjadi rapuh.Bagi orang yang berpikir tentang hal ini, usia senja adalah peristiwa yang paling nyata yang menunjukkan sifat fana dari kehidupan dunia dan mencegahnya dari kecintaan dan kerakusan akan dunia. Orang yang memasuki usia tua memahami bahwa detik-detik menuju kematian telah dekat. Jasadnya mengalami proses penuaan dan sedang dalam proses meninggalkan dunia ini. Tubuhnya sedikit demi sedikit mulai melemah kendatipun ruhnya tidaklah berubah menjadi tua. Sebagian besar manusia sangat terpukau oleh ketampanan atau merasa rendah dikarenakan keburukan wajah mereka semasa masih muda. Pada umumnya, manusia yang dahulunya berwajah tampan ataupun cantik bersikap arogan, sebaliknya yang di masa lalu berwajah tidak menarik merasa rendah diri dan tidak bahagia. Proses penuaan adalah bukti nyata yang menunjukkan sifat sementara dari kecantikan atau keburukan penampilan seseorang. Sehingga dapat diterima dan masuk akal jika yang dinilai dan dibalas oleh Allah adalah akhlaq baik beserta komitmen yang diperlihatkan seseorang kepada Allah.Setiap saat ketika menghadapi segala kelemahannya manusia berpikir bahwa satu-satunya Zat Yang Maha Sempurna dan Maha Besar serta jauh dari segala ketidaksempurnaan adalah Allah, dan iapun mengagungkan kebesaran Allah. Allah menciptakan setiap kelemahan manusia dengan sebuah tujuan ataupun makna. Termasuk dalam tujuan ini adalah agar manusia tidak terlalu cinta kepada kehidupan dunia, dan tidak terpedaya dengan segala yang mereka punyai dalam kehidupan dunia. Seseorang yang mampu memahami hal ini dengan berpikir akan mendambakan agar Allah menciptakan dirinya di akhirat kelak bebas dari segala kelemahan.Segala kelemahan manusia mengingatkan akan satu hal yang menarik untuk direnungkan: tanaman mawar yang muncul dan tumbuh dari tanah yang hitam ternyata memiliki bau yang demikian harum. Sebaliknya, bau yang sangat tidak sedap muncul dari orang yang tidak merawat tubuhnya. Khususnya bagi mereka yang sombong dan membanggakan diri, ini adalah sesuatu yang seharusnya mereka pikirkan dan ambil pelajaran darinya.

Pengikut

Allah,tidak ada tuhan selain Dia.Yang Maha Hidup,Yang terus menerus Mengurus(maklhuk-NYA),tidak mengantuk dan tidak tidur.Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.Tidak ada yang dapat memberi syafaat disi-Nya tanpa izin-Nya.Dia Mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang ada dibelakang mereka,dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.Kursi-Nya
meliputi langit dan bumi.Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya,dan Dia Maha Tinggi,Maha besar(al-Baqarah:256)